Flashback On
Sudah menjadi hal yang dianggap wajar ketika persaingan sering terjadi di tengah eratnya hubungan persahabatan. Salah satu hal yang selalu menjadi senjata pemecah hubungan pertemanan.
Yang dekat menjadi jauh, yang jauh akan semakin jauh. Meski banyak penyebab yang bisa saja memecah pertemanan, namun persaingan dalam mendapatkan sesuatu, sering kali menjadi alasan utama. Tak pandang perempuan dengan perempuan, laki-laki dengan laki-laki atau perempuan dengan laki-laki sekalipun.
Sama halnya dengan yang dialami dua bocah ingusan yang sebenarnya berteman baik, meski tidak begitu dekat. Orang lain sering menyangkan bahwa keduanya bersahabat sejak kecil. Namun faktanya, mereka tak bersahabat, tak bermusuhan pula. Hanya sebatas teman yang saling mengenal. Memang, beberapa kali mereka terlihat mengabiskan waktu bersama. Sekadar nongkrong ala anak SMA sepulang sekolah.
Meski keduanya terlihat begitu akrab, baik Bright maupun Joss tak pernah menyatakan dengan gamblang bahwa mereka bersahabat. Jika ditanya, jawaban mereka hanya “temen biasa, kaya yang lain”.
Ya, kenyataannya mereka hanya berteman dilingkup sekolah. Jika bertemu secara tidak sengaja di tempat umum, mereka hanya saling melempar senyum dengan kedua alis saling terangkat singkat. Menurut Bright, ini normal, terjadi pada siapa saja.
Lagi pula Bright memang tipikal remaja yang cukup malas basa-basi untuk memulai obrolan pada orang asing. Dari sekian banyak teman sekolah, yang Bright anggap sahabat hanya Mike dan Tay. Tay yang merupakan sepupunya, paham betul sifat Bright yang seperti ini sudah ia temui sejak kecil.
Sedangkan Joss, tipikal remaja yang akan sangat mudah berbaur dengan siapa saja, tak terkecuali. Siapa saja bisa ia anggap teman, meski hanya pernah bertatap muka satu dua kali. Joss tak segan untuk menyapa teman lama yang bertahun-tahun tak bertemu.
Bright sendiri tak masalah jika banyak orang yang menganggapnya sombong. “kenal aja kaga, ngatain sombong duluan”.
Pertemanan Bright dan Joss sebenarnya bermula dari hal yang sangat umum pula terjadi. Berada di tim futsal utama sekolah, pernah sama-sama menjadi anggota osis, sering tercantum dalam panitia acara yang mengharuskan mereka bekerja sama.
Bright dan Joss sering menjadi pusat perhatian di sekolah karena perpaduan ketampanan yang khas akan cowok blasteran. Garis hidung yang nyaris sempurna, dua mata Bright yang tajam mengintimidasi berpadu dengan dua mata Joss yang akan melengkung cantik saat tersenyum. Terlalu banyak keindahan dari kedua remaja itu. Tak heran jika gadis-gadis di sekolah akan melempar pandangan memuja ketika tak sengaja bertemu dengan keduanya yang saling jalan berdampingan di koridor sekolah.
Jangan bayangkan akan seperti apa histerisnya gadis-gadis itu ketika dua makhluk tampan saling mengoper bola di lapangan futsal. Teriakan anak laki-laki pun tak terlewatkan.
Namun siapa sangka, dua remaja itu sedang dihadapkan masalah yang saling menarik nama satu sama lain ke dalam lingkaran permusuhan. Lagi dan lagi, masalah yang amat sangat klise terjadi pada remaja seusia mereka.
“Anjing, gue kira dia beneran temenan sama lo kaya temenan sama yang lain”. Ujar Mike setelah mengetahui fakta tentang Bright dan Joss.
Fakta yang tak pernah Bright bayangkan selama mengenal Joss. Fakta yang seolah hal mengerikan dalam hidupnya. Fakta bahwa Joss menyimpan perasaan lebih pada Bright. Fakta bahwa Joss juga menyukai perempuan yang disukai oleh Bright. Rumit, pikir Bright.
Satu hal yang Bright lakukan saat mengetahui fakta tersebut, menjauhi Joss. Tak peduli berapa kalipun Joss mencoba menemuinya, Bright akan tetap menghindar.
“Bri, udahah deh lo kasian sama ceweknya. Ngga ada gunanya, tuh cewek jelas-jelas udah pacaran sama Joss. Mau apa lagi sih, lo?”. Ujar Tay yang ikut pusing memikirkan masalah sahabat sekaligus sepupunya.
“Gue masih ngga tau tujuan dia pukulin ceweknya, direkam dan dikasih ke gue. Buat apa, anjing?”.
Mike dan Tay saling bertukar pandang, menatap Bright dengan tatapan menelisik curiga. “Bri, lo masih suka sama Jane?”.
“Ngga, mending gue lepasin Jane daripada urusan sama si bangsat makin panjan”. Sahut Bright cepat.
“Bahkan Jane udah lo lepas, masih panjang urusan lo sama si bangsat”.
Bright mengangguk, mengusak rambutnya ke belakang. Ia masih tak habis pikir, alasan Joss memamerkan sikap kasarnya pada Jane, perempuan yang disukai Bright dan Joss secara bersamaan. Namun, Bright lebih pusing memikirkan mengapa Joss menyatakan perasaannya pula pada Bright.
Ting!
Ketiga remaja itu teralihkan pada suara notifikasi dari ponsel Bright. Si pemilik ponsel sigap membuka benda pipih itu. Hingga kedua alisnya bertaut membentuk kerutan khas raut orang bingung.
“Bangsat!”.
Mike dan Tay segera beranjak dari duduknya, menghampiri Bright yang baru saja mengumpat. Belum sampai satu menit, Mike memilih membuang pandangannya ke arah lain. Sedangkan Tay sigap merebut ponsel itu dari tangan Bright. Tay tau video apa yang menjadi fokus Bright saat ini.
TW//🔞
Nyatanya tak pernah ada yang tau sejauh apa hubungan Bright dan Joss. Tak satupun orang disekitar mereka sadar, bahwa keduanya pernah berurusan secara intim, melakukan kegiatan panas hanya karena rasa penasaran yang tak terbendung lagi. Dari situ lah, Joss benar-benar menaruh hati pada Bright. Lebih dari teman, lebih dari sahabat.
Namun Bright tak pernah menyadarinya, pun tak pernah membayangkan hal sebodoh itu akan terjadi pada dirinya. Nyatanya Bright tetap menaruh hati pada Jane yang ia sukai sejak dua tahun terakhir. Tak berhenti disitu, seolah menyatakan perang dingin, Joss terang-terangan menyatakan perasaan pada Jane di sekolah beberapa hari setelah Joss menyatakan perasaan pada Bright secara diam-diam.
Merasa dipermainkan, Bright dan Joss tak luput dari perkelahian. Adu pukulan, di luar sekolah bahkan di halaman belakang sekolah saat sore hari. Bright juga melepaskan Jane setelah gadis cantik itu menjatuhkan hatinya pada Joss. Namun siapa sangka, Joss justru melakukan kekerasan fisik pada Jane. Direkam secara diam-diam, kemudian dikirim ke Bright melalui pesan.
Terlalu banyak video berdarah yang dikirimkan, hingga perlahan memberikan tekanan besar pada hidup Bright. Tak hanya pertunjukan berupa pukulan, dengan nyata dan tanpa sungkan, Joss mengirimkan video saat Joss beradu desah dengan Jane hampir setiap malam.
Tekanan itu lah, yang mengakibatkan trauma yang cukup fatal untuk Bright. Serangan panik saat tak sengaja bertemu Joss ketika acara reuni SMA, gangguan kecemasan saat mendengar nama Joss, hingga Bright terbiasa menyakiti diri sendiri untuk mengurangi rasa takut yang berlebihan.
Bahkan sejak kejadian itu, Bright tak memiliki kebaranian untuk bertemu dengan orang asing secara langsung. Mendengar suara keras saja, degupan jantungnya otomatis semakin kencang tak beraturan.
Flashback off
Je